Kamu yang Berbicara dengan Mata dan Perasaan.

   Kita saling menatap tak pernah berucap. Matamu menatap tajam tepat dimataku disitulah kita berkomunikasi tanpa harus bicara. Getaran hati semangkin meningkat membuat jantungku bekerja lebih cepat sehingga membuat fikiranku diisi oleh angan tentangmu.
  Entah sampai kapan kita akan seperti ini tanpa ada status yang jelas. Kita sering bertemu tapi tak pernah bicara, aku tahu perasaanmu yang terlihat jelas dimataku dan aku yakin kamu juga tahu perasaan hati ini.   
  Kita duduk berhadapan ditempat biasa kita saling menatap, ditempat favorit kita dan aku tidak pernah tahu namamu siapamu hingga suatu hari dimana waktu yang ditunggu tiba. kamu memulai percakapan ini melalui sebuah kertas yang kamu selipkan didalam buku. Aku tidak tahu kalau kamu yang menulisnya " Tatapan matamu memberikan energi yang kuat untukku menjalani aktivitasku setiap hari meskipun aku tidak mengetahui namamu, maafkan aku yang membuatmu tidak nyaman dengan tatapan tajamku dimatamu tapi aku ingin selalu menatapmu begitu, bisakah kita bicarakan hal ini?" dan aku baru tahu ketika kamu bicara padaku. "hai sudah baca yang aku kirimkan kemarin?" suaramu yang serak basah membuyarkan lamunanku.
"Apa yang kamu kirimkan padaku?" tanya ku dengan kening yang berkerut.
     "Aku menyelipkan kertas dibukumu kemarin. sudah kamu baca?" mukamu tampak deg-degan
"owh.. sudah." jawabku datar tapi jantung semangkin berdegup kencang.
    "jadi apa jawabanmu?"
"jawab apa? bukankah kita sedang membahasnya sekarang?"
    "iya" jawabmu yang malu megeluarkan senyum yang membuatku terpukau
"Kita mulai dari mana?"
   " mungkin kita perkenalan dulu, namaku Zaki Fadlan panggil Zaki aja. namamu?" sambil tanganmu mengulur ketanganku untuk berjabat. kurasa kehangatan tanganmu mengalir ditelapak tanganku
"Aku Lifatih aurelia biasa dipanggil lifa."
    "Nama  yang cantik sama seperti orangnya" rayumu
"Nggak usah gombal deh." aku tersenyum simpul
    "Tapi beneran loh"
     Pembicaraan kita mulai mencair dengan semua candaan yang kamu lontarkan
 Satu pertanyaan terakhir darimu "Maukah kamu menemani ku setiap hariku dan memberikan energi untukku?" Aku tak menyangka kamu akan menyatakan itu secepat ini. Aku hanya menjawab dengan senyuman dan menatap tajam matamu.
  Hubungan kita semangkin erat meski ada perselihan kecil yang terjadi diantara kita, tapi itu semua tetap kita nikmati berdua. Kini jalinan kasih kita semangkin lengkap dengan kehadiran Dera didalam hidupku meskipun kamu tak berada disisi kami disini tapi kamu akan selalu ada dihatiku, terimakasih telah menghadirkan Dera untukku. Aku selalu merindukanmu dan tatapan tajam matamu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar