Perkenankan saya bercerita tentang sebuah kisah lama yang belum terungkap di masa kini.
Di sebuah desa yang asri, damai, tentram dan nyaman, bernama Desa Asdaten. Tinggallah seorang kakek yang bernama Hatar. Setiap hari, sebelum melakukan kegiatan kakek Hatar selalu meluangkan waktu pergi ke makam istrinya.
Kakek Hatar dikenal oleh warga desa, sebagai orang yang ramah, baik, dan mandiri. Tidak banyak kakek yang berusia seperti kakek Hatar yang masih melakukan kegiatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, karena bagi kakek Hatar jika ia masih mampu kenapa meminta bantuan orang lain.
Suatu hari, ketika matahari belum menunjukkan rupanya, kakek Hatar dibangunkan oleh suara tangisan bayi. Kakek Hatar beranjak dari tempat tidur, menuju ke dapur, meminum air putih segelas, seperti biasa. Namun, suara tangisan bayi itu belum juga hilang, Kakek Hatar mengira itu adalah tangisan Akra, anak tetangga sebelahnya. Tangisan itu semangkin kencang, setelah didengar lebih jelas lagi suara tangisan bayi itu berasal dari depan rumah kakek Hatar. Segera kakek Hatar berlari ke depan dengan stamina yang ia miliki. Ternyata dugaannya benar. Seorang bayi laki-laki tergeletak di depan pintunya, di dalam sebuah wadah bayi, berbalut kain merah, ada sebuah buku yang terselip di antaran kain merah yang memyelimutinya. Betapa terkejutnya kakek Hatar dan membawa bayi lelaki itu ke dalam rumahnya
Zakwan [Dongeng]
by
Rymela Justin
on
Juni 16, 2018
Perkenankan saya bercerita tentang sebuah kisah lama yang belum terungkap di masa kini. Di sebuah desa yang asri, damai, tentram dan n...